Rasa kantuk memang selalu diidentikkan dengan menguap (yawning). Tapi, tidak demikian sebaliknya. Menguap tidak dapat selalu diartikan mengantuk. Mekanisme terjadinya hal ini sebenarnya berbeda. Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas sedikit tentang menguap tidak selalu berarti mengantuk.
Mengantuk merupakan proses mempersiapkan diri untuk tidur (bedtime). Ini berhubungan dengan circadian ritme seseorang dimana ia telah mengeset jam biologis tertentu (seperti lapar, haus, mengantuk, tidur, bangun, olahraga, dan sebagainya). Proses mengantuk sendiri merupakan hasil dari peninggian hormon melatonin yang disekresikan oleh kelenjak pineal di otak, sebagian disekresikan di lambung dan usus. Melatonin ini meninggi saat mata menangkap kegelapan, dan menurun saat mata menangkap cahaya. Jadi, berdasarkan teori ini, manusia memang memiliki jam tidur pada malam hari dan jam kerja pada siang hari. Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan insomnia (sulit tidur pada malam hari).
Menguap terjadi pada saat tubuh kekurangan oksigen. Dengan menguap, kita menghirup oksigen sebanyak-banyaknya melalui mulut agar dapat memenuhi kekurangan oksigen di dalam tubuh. Anda bisa membuktikannya sendiri, bahwa saat menguap, kita akan mengambil nafas dalam-dalam, bukan membuang nafas.
Hal-hal yang menyebabkan tubuh kekurangan oksigen antara lain :
Kelaparan. Dalam keadaan kurangnya asupan glukosa, maka metabolisme otak akan menurun. Otak merupakan organ yang paling rakus terhadap konsumsi glukosa dan oksigen. Menurunnya asupan glukosa, maka secara tidak langsung menurunkan konsumsi oksigen oleh otak. Reaksi selanjutnya, selain menerbitkan rasa lapar ke daerah lambung, adalah menguap.
Keletihan. Penggunaan energi untuk bekerja otomatis membutuhkan oksigen sebagai bahan bakarnya (oksidasi). Selain membutuhkan oksigen yang banyak, hasil oksidasi juga memunculkan oksidan yang harus dibuang. Jika menumpuk, maka ia akan mengganggu sirkulasi darah. Menguap membantu mencukupi kebutuhan oksigen yang kurang tersebut.
Belajar ataupun hal-hal yang memeras pikiran. Para pelajar, mahasiswa, analis, dokter, dan sebagainya, yang sehari-harinya mengandalkan otaknya, bukan otot, untuk bekerja, maka akan lebih sering menguap. Biasanya, proses ini diikuti dengan rasa lapar. Metabolisme otak yang tinggi membutuhkan asupan glukosa dan oksigen lebih banyak lagi.
Stress ataupun beban psikologis lain. Saat stress ataupun terbeban sesuatu, reaksi pertama pada manusia adalah mempercepat denyut jantungnya, mempercepat nafasnya. Bagi mereka yang terbiasa dengan kondisi ini, misalnya pada dokter UGD, pemadam kebakaran, tentara, reaksi ini tidak menimbulkan dampak apapun. Tapi, pada mereka yang tidak terbiasa, mekanisme alert ini akan membuatnya cepat letih, yang pada gilirannya nanti dia akan menguap.
Tekanan udara yang tinggi. Pada daerah yang sangat tinggi, tekanan udara yang tinggi akan menyebabkan paru-paru sulit mengambil udara. Jika tidak ada latihan sebelumnya, maka hal ini akan sangat berbahaya, misalnya di atas pesawat, jet, dan sebagainya.
Udara dingin. Pada suhu udara yang lebih rendah, tubuh akan mempertahankan suhu rata-rata tubuh (36,5-37,1 derajat Celcius) dengan cara membakar lemak. Hal ini berguna agar tubuh tidak jatuh ke keadaan kedinginan. Jika gagal, dibantu dengan jaket, selimut, ataupun baju tebal lainnya. Proses peningkatan metabolisme lemak ini membutuhkan oksigen lebih banyak dan tambahan asupan makanan. Tidak heran jika di daerah yang dingin, kita akan lebih cepat lapar, menguap, dan mengantuk.
Ruangan yang sempit, ventilasi yang kurang baik, dan ber-AC. Dalam ruangan ber-AC, kita cenderung menutup semua lubang ventilasi agar udara dinginnya tidak sia-sia dan bisa kita nikmati. Padahal cara ini justru mengurangi sirkulasi udara, menurunkan oksigen, dan meningkatkan kandungan carbondioksida. Pastikan ruangan tersebut memiliki exhaust-fan. Jika tidak, bukalah jendela Anda.
Penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan mengantuk :
* Kurang darah (anemia)
* Tekanan darah rendah (hipotensi)
* Diabetes
* Hiperkolesterol
* Gangguan gizi
* Chronic Hepatitis
* Gangguan paru
* Gangguan-gangguan metabolik lainnya
Jadi, menguap memang tidak selalu berarti mengantuk. Untuk memutuskan tidur atau tidak, seyogyanya kita tidak perlu menunggu menguap dulu. Saat mata terasa berat, tanpa menguap pun, sudah berarti hendak tidur
sumber:
http://www.kaskus.us/
Senin, 06 September 2010
menguap tidak selalu berarti mengantuk
Posted by astrie on Senin, September 06, 2010
0 komentar:
Posting Komentar